LGBT

Lain-lain, 22 Februari 2018

Pertanyaan:

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya ingin bertanya, kan sekarang marak tentang LGBT, yang ingin saya tanyakan yaitu apa seorang pria menyukai pria tetap dikatakan liwath walaupun hanya sebatas memberi kasih sayang & seperti berteman? Sedangkan pengertian liwath sendiri yaitu melakukan hubungan intim dengan sesama jenis (pria).



-- Fian (Jakarta)

Jawaban:

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Saudara Fian yang dirahmati ALLAH SWT.

Dipertanyakan keimanan seseorang  bila dia tidak mencintai saudaranya seiman, karena dia akan merasakan lezatnya iman sebagaimana sabda RasuluLLAH saw;

 
من سره أن يجد حلاوة الإيمان فليحب المرء لا يحبه إلا لله عز وجل.
“Barangsiapa yang ingin meraih kelezatan iman hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah.” ( Diriwatakan oleh Waki’ dalam Kitab az-Zuhd 9337)

 

من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان.
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” (  HR. Ahmad  , al-Hakim  )

Sementara liwath itu ....

Pengertian Liwath (Sodomi) atau seksual analisme ialah pemakaian anus untuk bersenggama. Dalam ensiklopedi agama dan filsafat, Liwath (Sodomi) dalam bahasa Arab artinya melakukan jima (persetubuhan) melalui lubang dubur yang dilakukan oleh sesama pria.
Dalam al-Quran perilaku liwath disebut dengan kata fahisyah. Firman Allah surah al-A’raf : 80.
Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia Berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kamu?”
Menurut Muhammad Ali al-Shabuni, kata fahisyah diartikan pelampiasan nafsu seks laki-laki kepada sesama jenisnya melalui dubur. Pengertian ini sama dengan pengertian Liwath (Sodomi) dalam referensi yang sudah disebutkan.
Muhammad Ali al-Sabuni menjelaskan bahwa kaum yang pertama kali melakukan liwath (sodomi) adalah kaum Nabi Luth as yang tinggal di daerah Sodom. Keburukan paling besar dan tiada taranya dari kaum Nabi Luth as. setelah kemusyrikan adalah sodomi. Karena itu, Nabi Luth as mengecam mereka setelah menegaskan ketulusan dan kebebasan motivasinya dari segala kepentingan duniawi.
Kaum Nabi Luth as. itu diberi gelar oleh Nabi Luth as. dengan “qoumun adun”. Kata ‘adun adalah bentuk jamak dari kata adiy yaitu yang melampaui batas haq/kewajaran dengan melakukan kebatilan, pelampauan batas yang menjadi penutup ayat ini mengisyaratkan bahwa kelakuan kaum Nabi Luth as. itu melampaui batas fitrah kemanusiaan, sekaligus menyia-nyiakan potensi mereka yang seharusnya ditempatkan pada tempatnya yang wajar, guna kelanjutan jenis manusia.
 
WaLLAHU a'lam


-- Selamet Junaidi