Barokalloh ustadz. Saya seorang perempuan dan juga seorang istri . Saya tinggal bersama mertua saya dan juga adik suami saya yang laki-laki. Pertanyaannya: Apakah ketika saya bertemu dengan bapak mertua dan atau adik ipar saya, saya harus menutup aurat ? Jika tidak harus menutup Batasannya samapai mana yang boleh terlihat ?
Syukron ustadz
وعليكم السلام ورØمة الله وبركاته
Saudari Hazara yang dirahmati ALLAH SWT.
Anda bila bertemu adik suami harus tutup aurat sebagaimana firman ALLAH SWT:
ÙˆÙŽÙ‚Ùلْ Ù„ÙلْمÙؤْمÙنَات٠يَغْضÙضْنَ Ù…Ùنْ أَبْصَارÙÙ‡Ùنَّ ÙˆÙŽÙŠÙŽØÙ’Ùَظْنَ ÙÙرÙوجَهÙنَّ وَلَا ÙŠÙبْدÙينَ زÙينَتَهÙنَّ Ø¥Ùلَّا مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا Û– وَلْيَضْرÙبْنَ بÙØ®ÙÙ…ÙرÙÙ‡Ùنَّ عَلَىٰ جÙÙŠÙوبÙÙ‡Ùنَّ Û– وَلَا ÙŠÙبْدÙينَ زÙينَتَهÙنَّ Ø¥Ùلَّا Ù„ÙبÙعÙولَتÙÙ‡Ùنَّ أَوْ آبَائÙÙ‡Ùنَّ أَوْ آبَاء٠بÙعÙولَتÙÙ‡Ùنَّ أَوْ أَبْنَائÙÙ‡Ùنَّ أَوْ أَبْنَاء٠بÙعÙولَتÙÙ‡Ùنَّ أَوْ Ø¥ÙخْوَانÙÙ‡Ùنَّ أَوْ بَنÙÙŠ Ø¥ÙخْوَانÙÙ‡Ùنَّ أَوْ بَنÙÙŠ أَخَوَاتÙÙ‡Ùنَّ أَوْ Ù†ÙسَائÙÙ‡Ùنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانÙÙ‡Ùنَّ أَو٠التَّابÙعÙينَ غَيْر٠أÙولÙÙŠ الْإÙرْبَة٠مÙÙ†ÙŽ الرّÙجَال٠أَو٠الطّÙÙْل٠الَّذÙينَ لَمْ يَظْهَرÙوا عَلَىٰ عَوْرَات٠النّÙسَاء٠ۖ وَلَا يَضْرÙبْنَ بÙأَرْجÙÙ„ÙÙ‡Ùنَّ Ù„ÙÙŠÙعْلَمَ مَا ÙŠÙخْÙÙينَ Ù…Ùنْ زÙينَتÙÙ‡Ùنَّ Ûš وَتÙوبÙوا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ اللَّه٠جَمÙيعًا أَيّÙÙ‡ÙŽ الْمÙؤْمÙÙ†Ùونَ لَعَلَّكÙمْ تÙÙْلÙØÙونَ
Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [an-Nûr/24:31]
Jadi kalau di hadapan bapak mertua anda, bisa berpakaian biasa tanpa menutup aurat dengan sempurna karena beliau termasuk mahram ( orang ang haram dinikahi )
Sementara tentang menututup aurat dihadapan adik ipar anda atau para lelaki yang bukan mahramnya.
Diantara sebab mulianya seorang wanita adalah dengan menjaga auratnya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Oleh kerena itu agama Islam memberikan rambu-rambu batasan aurat wanita yang harus di tutup dan tidak boleh ditampakkan. Para Ulama sepakat bahwa seluruh anggota tubuh wanita adalah aurat yang harus di tutup, kecuali wajah dan telapak tangan yang masih diperselisihkanoleh para Ulama tentang kewajiban menutupnya. Dalil tentang wajibnya seorang wanita menutup auratnya di hadapan para lelaki yang bukan mahramnya adalah firman Allâh Azza wa Jalla :
يَا أَيّÙهَا النَّبÙيّ٠قÙلْ Ù„ÙأَزْوَاجÙÙƒÙŽ وَبَنَاتÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽÙ†Ùسَاء٠الْمÙؤْمÙÙ†Ùينَ ÙŠÙدْنÙينَ عَلَيْهÙنَّ Ù…Ùنْ جَلَابÙيبÙÙ‡Ùنَّ Ûš ذَٰلÙÙƒÙŽ أَدْنَىٰ أَنْ ÙŠÙعْرَÙْنَ Ùَلَا ÙŠÙؤْذَيْنَ Û— وَكَانَ اللَّه٠غَÙÙورًا رَØÙيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [al-Ahzâb/33:59].
WaLLAHU a'lam