Suami Egois


Pertanyaan:

Ass. Wr. Wb.

Saya punya suami yang mnrut sya sngt egois & tmpramen.

Sya sring mengingatkn suami untuk mlkukan kewajibannya (sholat), tapi suami slalu mnjwb "iy". Saya seperti itu karena sya ingin ada yang membimbing sya, karena dari sya kecil ortu saya sibuk shgga sya tdk prnh d bimbing utk mlkukan kwjbn sya (pd Allah). Maka dari itu di saat sya mnikah sya ingin pling tdk ad yg mmbimbing sya k arah sna,namun hingga th. k-6 prnikahan ttp sja suami hnya "iy²" aj.

Namun suami it sngt mwjibkn sya utk mlkukn kwjibn sya (brhub. intim) pling tdk smggu 2x, smpe suatu saat pd saat akn brhub. & kondisi sya sngt lelah sya mngajukan syrt mau "melakukan" asal suami mlai mrubh dri utk mlai bnr² sholat sbg cntoh utk ank² jg. Pd saat it lg² suami meng'iy kan & brjnji,tp jnjiny tsb sm skli g d lkukan. Hingga blm lma ini suami mengajak sya berhub. intim lg & sya menanyakn ttg jnjiny, mlh suami mnjwb bhwa shlt it g bsa lgsung dlkukan hrus plan² bla bla bla. Lalu sya jwb memang g bsa lgsung smpurna, tp klo g ad keinginan mna bsa (shri² dy lbh memilih tdur²an smbil liat tv dr pd shlt), lalu suami mlah marah² bilang klo sya g mau mlkukan kwjbn sya mnuruti brhub. intim), y sudh dy g akan prnh mnta lg utk slamany.

Sya ini bnr² bingung..apakah sejomplang it kodrat suami & istri??

Istri hrus mlkukan sgla mcm kwjbnny utk suami, sdgkn suami d mnta mlkukn kwjbnny utk Allah sja sngat suliiiitt skli??

Lalu apakah sya slh??

Ap yg hrus sya lkukan utk mghdpi suami yg spt it??

Trimakasih sblumny..



-- Vio (Surabaya)

Jawaban:

Wa'alaikumussalaam wrwb.

Siapapun dari kita yang berkeluarga, tentu menghendaki kedamaian dalam kehidupan rumahtangganya, karena hanya dengan suasana damai sajalah, suami istri akan bisa membangun dan mengatur rumah tangganya dengan baik

Namun yang namanya problem dan masalah keluarga itu memang bisa terjadi dalam rumah tangga siapa saja, termasuk di keluarga anda tentunya, sebagaimana anda telah ceritakan, tetapi yakinlah bahwa anda tidak sendirian

Dan ketika terjadi masalah dalam keluarga yang bisa menyebabkan hilangnya suasana damai, mestinya harus segera diupayakan untuk diurai dengan berbagai cara, agar suasana damai bisa kembali bisa dirasakan bersama.

Upaya untuk mengurai masalah tersebut bisa dimulai dan insyaa Allah akan efektif, kalau ada kesiapan suami istri untuk membangun komunikasi yang baik, dengan masing2 menyampaikan masalah yang dirasakan, dilanjutkan dengan  saling memberikan masukan, memusyawarahkan masalah yang ada, dan kalau diperlukan bisa dengan menghadirkan fihak ketiga yang mempunya kompetensi untuk menjadi penengah

Dan karena itu, janganlah masalah yang membuat anda merasa tidak nyaman tersebut anda biarkan berlaru larut tidak ada ujungnya, tapi segeralah komunikasikan kepada suami, ajaklah suami duduk bersama dengan cara yang baik dan dengan bahasa yang lembah lembut, pilihlah waktu yang kondusif, sehingga suasana komunikasi bisa berjalan dengan baik, cair dan bahkan santai, dan menurut saya diperlukan hadirnya fihak ketiga yang mempunyai kompetensi untuk menjadi penengah, karena masalahnya cukup berat yaitu suami ada tidak mau sholat, padahal sholat itu adalah bukti benarnya Islam seseorang, sehingga kalau seorang muslim itu sudah tidak mau sholat berarti dia telah melakukan dosa yang sangat besar, karena sholat adalah rukun Islam

Kalau upaya yang sangat optimal sudah anda lakukan, tetapi suami tetap dengan sikapnya sebagaimana yang anda ceritakan, maka barangkali perpisahan bisa menjadi alternatif pilihan terkahir, sebab kalau kondisinya setelah ada komunikasi dengan baik-baik masih sama saja, tentu anda tidak bisa damai dalam kehidupan rumah tangga dan anda berarti akan menyaksikan setiap saat suami melakukan dosa besar kepada Allah

Demikian, semoga Allah berkenan untuk memberikan petunjuk kepada suami anda sehingga bisa segera sadar akan khilafnya

Wallahu a'lam bishshaswaab

Wassalaamu 'alaikum wrwb.



-- Agung Cahyadi, MA