Bingung Dan Harus Bagaimana Kelanjutannya Rumah Tangga Saya

Lain-lain, 7 Februari 2021

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum pak ustadz saya sudah berumah tangga dgn suami saya sudah 20 th lamanya dan kami baru mengalami pertengkaran hebat baru sekarang ini sampai udah 4 bln ini suami saya mendiamkan saya, ga tegor sapa bahkan pisah kamar, persolannya cuman saya salah omong ttg panggilan dia dgn namanya bkn pake inisial suami, abang atau bapaknya anak2 waktu temen saya tlp nanya saya ibu lagi apa trus saya jawab says sedang makan sama.. Saya sebut nama suami bkn bapa anak2 atau abang trus suami saya tersinggung dan merasa ga dihargai, padahal pak ustadz keseharian saya tuh sama suami kalo ngomong ceplas ceplos saking akrabnya bahkan manggil juga suka lo atau gw itu udah terbiasa tp knp hari itu saya cuman ngomong di tlp sama temen saya begitu dia langsung tersinggung dan marah besar sampe saya brp kali coba minta maaf dan bermohon tapi dia tetep ga mau maafin saya, berbagai cara saya udah lakuin buat baikan lg sm dia tetep dia ga mau, sampe anak2 turun tangan buat ngedamein tetap ga mempan, suami saya keukeuh merasa ga digargain sama saya, saya bingung harus bagaimana lagi mungkin ada solusi yg baik dari pak ustadz buat rumah tangga saya,saya harus bagaimana, apa jalan terbaiknya, mohon pak ustadz kasih solusi buat saya, wassalamualaikum 



-- Ully (Bekasi)

Jawaban:

Wa alaikum salam wrahmatullahi wabarakatuhu.

Bahtera keluarga pasti akan diuji, apakah dengan ujian itu bahtera keluarga akan tenggelam ataukah dia semakin kuat mengarungi samudera kehidupan dan mampu menundukkan gelombangnya.

Ujian bahtera kelauarga justru datang disaat usia pernikahan dua dasa warsa dan ketika anak-anak sudah mulai beranjak dewasa. Tapi itulah hidup. Allah memberikan ujian disaat yang tepat sesuai dengan perhitungan-Nya yang pasti tepat, karena Dia tidak akan menguji hambaNya melampui kemampuannya. Allah berfirman:

لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tidak sengaja”.(QS, al Baqarah: 286)

 

Sebagai saran, ada beberapa poin yang bisa kami sampaikan :

  1. Terimalah ujian ini dengan sabar dan tawakal. Badai ini pasti belalu. insyaAllah tidak lama lagi akan berlalu dan berganti bahagia. Sesungguhnya setelah kesulitan akan ada kemudahan. Firman Allah:

فَاِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا

Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (Qs. Al Insyirah:5)

 

  1. Anda sudah melakukan baragam upaya untuk mengurai kesalah pahaman ini, bahkan anak-anakpun ikut serta mengurainya, tapi belum berhasil. cobalah membuat satu langkah lagi yaitu melibatkan orang yang dihormati dan disegani oleh suami Anda. Semoga hal itu dapat meluluhkan hatinya dan dapat mengungkap apa yang dia harapkan dari Anda setelah kejadian yang membuatnya tersinggung itu. Harus ada orang yang menyadarkan bahwa perilakunya itu hanya akan menyakiti keluarga.
  2. Allah pemilik hati, Dia yang mampu membolak balikkan hati manusia. Maka libatkan Allah dengan doa dan ibadah terbaik. Allah akan mengabulkan semua doa yang dipanjatkan hambanya. Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين

Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)

  1. Ada sesuatu yang tidak wajar dengan marahnya suami Anda, marah itu datangnya dari setan. Karena itu berlindunglah darinya. Allah berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚإِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)

Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata:

كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ“

“Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari, no. 3282)

Hidupkan suasana rumah dengan tilawah/membaca Al Quran dan doa yang menjauhkan dari gangguan setan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

 “Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” 

(HR. Muslim )

Karena setan selalu berupaya mencari celah untuk membuat kekacauan dalam keluarga dan berharap akan berakhir dengan perceraian. Rasulullah saw bersabda:


إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ



“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim )

Itulah beberapa saran yang bisa disampaikan semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (as)



-- Amin Syukroni, Lc