Mohon penjelasan ustadz, bagaimana tanda-tanda khusnul khotimah itu?
terima kasih
Wswrwb.
Saudara Andika yang dirahmati ALLAH SWT
Ada beberapa keadaan ketika kematian, yang itu merupakan tanda khusnul khotimah. Beberapa diantaranya:
Pertama, mengucapkan syahadat menjelang wafat,
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ Ø¢Ø®ÙØ±Ù كَلاَمÙه٠لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا الله٠دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa yang akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha illallah’ dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)
Kedua, meninggal pada malam atau siang hari Jum’at,
Dalam hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا Ù…Ùنْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ù ÙŠÙŽÙ…Ùوْت٠يَوْمَ الْجÙÙ…ÙØ¹ÙŽØ©Ù أَوْ لَيْلَةَ الْجÙÙ…ÙØ¹ÙŽØ©Ù Ø¥Ùلاَّ وَقَاه٠الله٠ÙÙØªÙ’نَةَ الْقَبْرÙ
“Apabila ada seorang muslim yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka Allah akan menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR. Ahmad 6582, Turmudzi 1095, dan yang lainnya)
Ketiga, meninggal dengan keringat di dahi.
Suatu ketika, Buraidah bin Hashib radhiyallahu ‘anhu datang ke Khurasan, menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Ternyata saudaranya dalam kondisi sakaratul maut. Ketika wafat, ada keringat di dahinya.
Buraidah langsung bertakbir,
“Allahu Akbar! Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ù…ÙŽÙˆÙ’ØªÙ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ù Ø¨ÙØ¹ÙŽØ±ÙŽÙ‚٠الْجَبÙيْنÙ
“Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad dan, Nasai )
Keempat, syahid di medan perang
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَØÙ’سَبَنَّ الَّذÙينَ Ù‚ÙØªÙÙ„Ùوا ÙÙÙŠ سَبÙيل٠اللَّه٠أَمْوَاتًا بَلْ Ø£ÙŽØÙ’يَاءٌ عÙنْدَ رَبّÙÙ‡Ùمْ ÙŠÙØ±Ù’زَقÙونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki.” (QS. Ali Imran: 169)
Dalam hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak keutamaan orang yang mati di medan jihad,
Dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ù„ÙلشَّهÙيْد٠عÙنْدَ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø³ÙØªÙÙ‘ Ø®ÙØµÙŽØ§Ù„Ù: ÙŠÙØºÙ’Ùَر٠لَه٠ÙÙÙŠ أَوَّل٠دَÙْعَة٠مÙنْ دَمÙÙ‡ÙØŒ ÙˆÙŽÙŠÙØ±ÙŽÙ‰ مَقْعَدÙÙ‡Ù Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ†ÙŽÙ‘Ø©ÙØŒ ÙˆÙŽÙŠÙØ¬ÙŽØ§Ø±Ù Ù…Ùنْ Ø¹ÙŽØ°ÙŽØ§Ø¨Ù Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙŽØ¨Ù’Ø±ÙØŒ وَيَأْمَن٠الْÙَزَعَ الْأَكْبَرَ، ÙˆÙŽÙŠÙØÙŽÙ„ÙŽÙ‘Ù‰ ØÙلْيَةَ الْإÙÙŠÙ’Ù…ÙŽØ§Ù†ÙØŒ ÙˆÙŽÙŠÙØ²ÙŽÙˆÙŽÙ‘ج٠مÙÙ†ÙŽ الْØÙوْر٠الْعÙÙŠÙ’Ù†ÙØŒ ÙˆÙŽÙŠÙØ´ÙŽÙَّع٠ÙÙÙŠ سَبْعÙيْنَ Ø¥Ùنْسَانًا Ù…Ùنْ Ø£ÙŽÙ‚ÙŽØ§Ø±ÙØ¨ÙÙ‡Ù
“Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. Turmudzi dan, Ibnu Majah )
Dalam hadis lain, ada seorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ya Rasulullah, kenapa kaum mukminin mendapatkan ditanya dalam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid?”
Jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ÙƒÙŽÙÙŽÙ‰ Ø¨ÙØ¨ÙŽØ§Ø±ÙŽÙ‚َة٠السÙّيÙوْÙ٠عَلَى رَأْسÙÙ‡Ù ÙÙØªÙ’نَةً
“Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian kesabaran baginya.” (HR. Nasai )
Kelima, meninggal setelah bersabar dengan ujian yang Allah berikan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid,
مَنْ Ù‚ÙØªÙÙ„ÙŽ ÙÙÙŠ سَبÙيل٠الله٠ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ، وَمَنْ مَاتَ ÙÙÙŠ سَبÙيل٠الله٠ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ، وَمَنْ مَاتَ ÙÙÙŠ الطَّاعÙون٠ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ، وَمَنْ مَاتَ ÙÙÙŠ الْبَطْن٠ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ، وَالْغَرÙيق٠شَهÙيدٌ
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim ).
Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ Ù‚ÙØªÙÙ„ÙŽ دÙونَ مَالÙÙ‡Ù ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ
“Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.” (HR. Bukhari ).
Dalam hadis lain dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الشَّهَادَة٠سَبْعٌ سÙÙˆÙŽÙ‰ الْقَتْل٠ÙÙÙŠ سَبÙيل٠اللَّهÙ: الْمَطْعÙون٠شَهÙيدٌ، وَالْغَرÙÙ‚Ù Ø´ÙŽÙ‡Ùيدٌ، وَصَاØÙب٠ذَات٠الْجَنْب٠شَهÙيدٌ، وَالْمَبْطÙون٠شَهÙيدٌ، وَصَاØÙب٠الْØÙŽØ±Ùيق٠شَهÙيدٌ، وَالَّذÙÙŠ ÙŠÙŽÙ…Ùوت٠تَØÙ’تَ الْهَدْم٠شَهÙيدٌ، وَالْمَرْأَة٠تَمÙÙˆØªÙ Ø¨ÙØ¬Ùمْع٠شَهÙيدٌ
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud ).
Keenam, meninggal dalam keadaan beramal shalih.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ: لاَ Ø¥Ùلهَ Ø¥Ùلاَّ الله Ø§Ø¨Ù’ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø®ÙØªÙÙ…ÙŽ لَه٠بÙهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ صَامَ يَوْمًا Ø§Ø¨Ù’ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø®ÙØªÙÙ…ÙŽ لَه٠بÙهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ تَصَدَّقَ Ø¨ÙØµÙŽØ¯ÙŽÙ‚ÙŽØ©Ù Ø§Ø¨Ù’ØªÙØºÙŽØ§Ø¡ÙŽ ÙˆÙŽØ¬Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø®ÙØªÙÙ…ÙŽ لَه٠بÙهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang dia mengiri hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad )
Ketujuh, meninggal dalam keadaan berjaga (ribath) fi sabilillah (di daerah perbatasan negeri muslim dan kafir).
Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Ø±ÙØ¨ÙŽØ§Ø·Ù يَوْم٠وَلَيْلَة٠خَيْرٌ Ù…Ùنْ صÙيَام٠شَهْر٠وَقÙيَامÙÙ‡ÙØŒ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْه٠عَمَلÙه٠الَّذÙÙŠ كَانَ يَعْمَلÙÙ‡ÙØŒ ÙˆÙŽØ£Ù‹ÙØ¬Ù’رÙÙŠÙŽ Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù‡Ù Ø±ÙØ²Ù’Ù‚ÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ الْÙَتّاَنَ
“Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rizkinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR. Muslim )
Semoga Allah selalu beri kita kesungguhan dan kesabaran menjalani semua petunjukkNYA sampai akhir hayat
Amin..
WaLLAHU a'lam