Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh
Saya menikah hampir 15 tahun yang lalu. Umur saya berbeda 6 tahun dengan suami. Kami dikaruniai 2 anak, laki-laki dan perempuan. Dari sebelum menikah, saya tahu kalau suami memiliki sifat yang sedikit pendiam tapi tetap perhatian.
Dilihat dari luar, pernikahan kami tidak bermasalah. Suami berperilaku baik, jarang sekali marah apalagi melakukan kekerasan fisik. Menafkahi saya dan anak-anak dengan baik. Suami juga rajin sekali mengantar saya berbelanja kebutuhan sehari-hari. Dan sering mengajak kami makan di restoran.
Tetapi semakin hari saya merasa pernikahan kami semakin bermasalah. Saya merasa kesepian, komunikasi yang buruk dan jenuh dengan keadaan yang begitu-begitu setiap hari.
Suami berangkat kerja jam 7 pagi pulang jam 8 malam. Sampai di rumah langsung mandi, makan, nonton TV, sibuk dengan gadget trus tidur. Tidak ada pillow talk diantara kami, apalagi sekedar bermain bersama anak-anak. Weekend pun sama, selalu sibuk dengan handphone nya. Apabila kami berbelanja atau jalan-jalan atau makan di luar pun tidak ada obrolan yang berarti. Seperti sekedar menunaikan kewajiban weekend saja, sampai rumah lanjut tidur lagi. Anak-anak pun menjadi kurang dekat dengan ayahnya.
Untuk masalah keuangan pun suami tidak pernah terbuka. Saya hanya diberi secukupnya saja, untuk sisa gaji saya tidak tahu dipakai apa. Tapi yang pasti habis tak bersisa dan kami tak punya tabungan. Seringkali ibu mertua tiba-tiba menelepon mengucapkan terimakasih karena telah mentransfer uang kepada beliau, saya tidak tahu apa-apa dan hanya mengucapkan 'sama-sama bu'. Demi Allah saya bukan tidak rela suami memberi uang ke ibunya, saya hanya ingin diajak bicara, dianggap sebagai istri sebagai teman hidup. Belum lagi urusan uang dengan teman-teman nya. Sudah berulangkali suami tertipu, uang lenyap begitu saja tanpa dikembalikan oleh temannya.
Terakhir untuk masalah nafkah batin, sudah sangat jarang kami melakukan nya. Saya merasa sangaaat jauh dengan suami, merasa asing dan semakin tak mengenal. Kami seperti dua orang asing yang terjebak dalam satu rumah. Saya sedih, kesepian dan merasa sendiri. Saya merasa tak lebih berharga dari pembantu rumah tangga. Hanya sekedar dipertahankan untuk mengerjakan tugas rumah tangga.
Sudah berulangkali saya mencoba berbicara, dari halus sampai saya ngamuk membanting gelas karena frustasi. Tapi tidak ada perubahan apapun. Suami seperti tenggelam dalam dunianya sendiri, tidak punya empati pada anak dan istrinya. Saya juga beberapa kali minta cerai, walaupun saya bingung nanti menafkahi anak darimana karena saya tidak bekerja
Tolong saya apa yang harus saya lakukan
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Manusia adalah makluk sosial, tidak bisa hidup tanpa berinteraksi, bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Maka kami bisa merasakan hampanya rumah tangga anda. Dua orang yang diikat jalinan pernikahan, tetapi buruk dalam bersosialisasi verbal, jarang terjadi kontak wicara dengan pasangan.
Ada beberapa poin yang coba kami tanggapi:
Usia pernikahan 15 tahun adalah waktu yang cukup untuk saling mengenal satu sama lain secara baik dan bagaimana mencari solusi atas problem yang terjadi. Untuk problem pendiamnya suami anda,ada beberapa hal yang bisa anda lakukan, agar anda tidak merana dengan sikap pendiam suami anda:
Anda juga harus tahu apa yang dikerjakan dengan HPnya, apakah main game, atau menonton dan membaca berita dan makalah yang meningkatkan kapasitas dirinya?. Jika dia main game maka anda bisa mendiskusikannya agar dia memberi waktu juga untuk keluarganya.
Jika suami anda tidak bisa memulai terjadinya hubungan suami istri, tidak ada salahnya anda yang mengawalinya. Buatlah suami anda tertarik dengan diri anda agar tidak tertarik dengan wanita lain, na’udzubillah mindzalik. Semoga dengan itu anda dan suami terjaga dari perilaku tercela karena adanya WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain) dalam kehidupan rumah tangga anda.
Sebaik-baik wanita ada wanita yang jika dipandang suaminya menyenangkan, dengan suami melihat kesenangannya ada pada istrinya, dia tidak akan mencari kesenangan pada wanita lain. Semoga dengan terpenuhinya kebutuhan batin, suasana rumah lebih cair. Komukasi terjadi dan tidak sibuk saja denga HP, karena melihat kesengangannya ada pada istrinya bukan di HPnya.
Rasulullah saw bersabda:
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya; “Wahai Rasulullah, wanita yang bagaimana yang paling baik?” maka Beliau menjawab: “Wanita yang menyenangkan hati jika dilihat (suami), taat jika diperintah dan tidak menyelisihi pada sesuatu yang ia benci terjadi pada dirinya (istri) dan harta suaminya.” (HR. Ahmad)
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim:7)
Demikian yang bisa disampaikan semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (as)