Suami Lebih Memprioritasi Pekerjaan Dan Profesinya Di Banding Keluarga

Lain-lain, 13 Oktober 2021

Pertanyaan:

Assalamualaikum ustadz .. jadi bgini saya berumah tangga baru menjalani sekitar 1 thn lebih.. awalnya saya dan suami normal" saja menjalaninya .. namun beberapa bulan belakangan  ini dia lebih fokus dan sibuk dengan pekerjaan dan profesinya sebagai lawyer ..
pulang kantr sibuk tlpn sana sini buka laptop.. seperti itu yang di jalaninya setiap hari .. kebetulan saya pun bekerja .. dan wktu weekand kami jarang bersama .. meski dekat namun terasa jauh dan dingin .. saya hanya butuh wktu perhatian dan kasih sayang .. tetapi setiap kali di bicarakan dia tdk pernah mengerti keinginan saya.. saya bukan istri yang menuntut harus punya ini dan itu ..

tetapi itu semua tidaklah sampai di fikiranya .. namun harus bagaimana saya menghadapinya .. sempat terbesit ingin mengakhiri krna menurut saya pribadi dia tidak menghargai pendapat saya  sebagai istri ? Gmn menurut ustadz jalan baiknya  ? Untuk menghadapi case sperti ini 

 

 

thx



-- Sagita (Jakpus)

Jawaban:

Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.

Usia pernikahan anda masih sangat muda, satu tahun. Sesuatu yang wajar dalam sebuah keluarga muda terjadi hal-hal yang memerlukan adaptasi dan penyesuaian-penyesuaian. Anda sebagai istri sebelum menikah memiliki kehidupan dan pekerjaan sendiri, demikian pula suami anda memiliki kehidupan dan pekerjaan sendiri. Maka ketika anda dan suami menyatu dalam sebuah keluarga dengan membawa kehidupan masing-masing, pasti terjadi benturan. Benturan keinginan, benturan waktu, benturan kebiasaaan, benuran prioritas dan lain sebagainya. Hal itu wajar saja.

Jika diawal pernikahan anda tidak merasakan itu, hal itu dikarenakan anda dan suami belum menjalani kehidupan yang normal. Bagitu anda dan suami menjalani kehidupan yang menuntut waktu dan tenaga yang lebih banyak maka hal itu mulai menjadi masalah.

Sebenarnya anda harus senang dan bahagia ketika suami anda sibuk dengan bekerja, tidak sibuk dengan aktifitas yang justru tidak membawa kebaikan kepada keluarga. Suami anda tipe pekerja keras dan bertanggung jawab. Adapun jika karena pekerjaannya, sedikit mengorbankan sisi waktu untuk keluarga, maka anggaplah itu bagian dari tahapan menuju kebahagiaan dimasa yang akan datang. Berakit-rakit ke hulu,berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-sengan kemudian. Seperti juga yang Allah firmankan dalam surat al Insyirah:


فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا


  1. Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا


  1. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ


  1. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

Dalam ayat kelima dan keenam Allah menjelaskan bahwa, bersama kesulitan akan ada kemudahan. Orang yang mau berpayah-payah diawal, dia akan mendapatkan kemudahan dikemudian hari. siapa yang bersantai-santai diawal, maka dia akan menemui kesulitan dikemudian hari. Mumpung anda dan suami masih muda dan belum disibukkan dengan banyaknya urusan keluarga maka seyogyanya anda dan suami bisa bekerja lebih keras untuk bisa dinikmati dimasa tua. Apakah anda memilih santai sekarang dan bersenang-sengan sekarang tapi susah payah dikemudian hari?

Rasulullah menyarankan kepada kita semua agar kita bisa menggunakan kesempatan sebelum datang kesempitan, masa muda sebelum masa tua. Apakah anda yakin jika suami anda tidak bekerja keras sekarang masih akan ada kesempatan kedua untuk mendapat kesempatan lagi? Rasulullah bersabda:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

(5) Hidupmu sebelum datang matimu.

(HR. Al Hakim)

Terkait keinginan anda mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang anda rasakan sedikit hilang. Sebenarnya itu tidak harus disikapi berlebihan. Sikapi sewajarnya saja. Akan ada saatnya kesibukan suami anda akan turun tensinya dan akan datang saatnya suami anda memetik kerja kerasnya dan bisa menikmati suasana santai dan berlibur. Pekerjaan sebagai lawyer tidak seperti kerja kantoran dengan jam kerja dan pekerjaan yang regular. Jam masuk dan pulangnya sudah pasti, ragam pekerjaanyapun juga sudah pasti. Karena itu harus ada pemakluman-pemakluman dari anda.

Anda sebagai istri harus bisa menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan. Anda bisa memulai mencari perhatian suami, maka suami anda akan memberi perhatian kepada anda, jangan menunggu diberi, tapi berilah maka suami anda akan memberi.

Terkait anggapan bahwa suami anda tidak mau mengerti ketika diajak bicara, maka ajaklah bicara pada waktu yang tepat ketika dia sedang santai dan tenang. Bisa saat makan bersama, bisa menjelang tidur atau kesempatan lainnya. sampaikan secara jelas dan lugas apa yang anda inginkan, jangan memakai isyarat atau kode, karena orang laki-laki tidak pandai menangkap kalimat tidak langsung. Jangan harap suami anda mengerti keinginan anda yang tidak anda sampaikan secara langsung.

Terakhir sebagai saran,sebaiknya anda bersabar dengan kondisi sekarang ini, hindari dan abaikan pikiran berpisah. Bercerai  bukan solkusi, dia hanya akan  menambah masalah baru bagi anda. Sadarilah bahwa anda dan suami berada dalam masa adaptasi dengan kehidupan baru. Benturan tidak bisa dihindari, yang bisa dilakukan adalah belajar saling memahami sehingga tidak terjadi benturan. Wallahu a’lam bishowab (as)



-- Amin Syukroni, Lc