Berkata Dibelakang Orang Tua

Fiqih Muamalah, 17 Mei 2023

Pertanyaan:

Assalamualaikum wr wb

Ustadz tolong nasihat nya untuk saya, karena kekurang sabaran saya ... Saya sering memendam kekesalan kepada orang tua saya bahkan saya kadg tidak sengaja berkata kotor tapi dibelakang mereka itu karena mereka melampiaskan emosi merek kepada saya padahal sedang punya masalah dengan sendiri entah itu bertengkar masalah ekonomi.. mohon masukannya untuk saya. Saya sudah mencoba sekuat tenaga mendengar dan bertanya kepada mereka secara baik2 tapi mereka malah melontarkan emosi pada kami anak2 nya. Saya takut saya lepas kendali dan berkata kasar didepan mereka karena sudah tidak tahan.

Terimakasih 



-- Agus (Jawa Tengah )

Jawaban:

Wa'alaikumussalaam wrwb.

Terlalu banyak ayat2 Al qur'an dan hadits2 Nabi yang memerintahkan anak untuk berbakti kepada ke-dua orang tuanya, bahkan sejahat apapun orang tua tersebut kepada anaknya, dan diantara bentuk bakti itu adalah senantiasa berupaya untuk berbuat baik kepada kedua orang dan tidak berlaku kasar terhadap keduanya, baik dengan perbuatan atau dengan perkataan

Selama orang tua masih hidup, selama itu pula kesempatan berbakti kepada mereka secara sempurna tetap ada. Alasannya ketika mereka sudah meninggal dunia, mau berbakti sesempurna serta sebaik apapun masih kalah nilainya dibanding saat orang tua kondisi hidup.

Sebelum penyesalan tiba, tatkala mereka masih hidup gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Sejahat apapun orang tua tidak bisa menggugurkan (batal) kewajibannya untuk berbakti pada mereka. Sebab, perintah berbakti kepada orang tua sudah mutlak. tidak  boleh ditawar-tawar.

Jangankan orang tua sesama penganut Islam, orang tua yang kafir sekalipun tetap wajib untuk berbakti padanya. Begitu pula orang tua yang mengaku Islam tetapi tidak taat pada ajaran Islam harus berbakti terhadapnya. Apalagi, "sekedar" orang tua yang jahat kepada anaknya tapi masih menjalankan sholat 5 waktu.

Berikut beberapa poin yang bisa diupayakan untuk berbakti kepada orang tua yang jahat :

Pertama, mendoakan. Mintakan doa pada Maha Pencipta supaya orang tua diampuni dosanya, diberi taufiq serta hidayah, dimatikan dalam keadaan husnul khatimah, dan dikasihani oleh Maha Penyayang. Sungguh sangat nikmat rasanya mendoakan kebaikan secara tulus bagi orang tua yang menzalimi.

Kedua, mengalah. Salah satu ciri orang tua jahat ialah bersifat arogan dan suka mengintimidasi anak. Ketika dilawan balik bukan malah orang tua yang mengalah demi anaknya. Sebaliknya, semakin "menyiksa" dan ingin lebih bikin anaknya sengsara. Bagi yang punya orang tua "waras" mungkin akan terkaget tahu fakta tersebut.

Tindakan mengalah waktu berinteraksi dengan orang tua yaitu lebih pilih banyak diam untuk mendengarkan ucapan orang tua. Di kala orang tua mengucapkan kata sindiran atau hal yang menyakitkan lainnya tetaplah diam. Biarkan mereka mengeluarkan ucapan apapun semaunya sampai puas. Itulah anak yang berbakti.

Ketiga, menutupi aib orang tua. Orang tua yang normal dalam artian peduli dan menyayangi dengan totalitas pada anaknya saja punya aib. Bagaimana dengan orang tua jahat? Tentu jauh lebih banyak aibnya. Pada anaknya sendiri tega berbuat sadis. Bagaimana hubungannya dengan orang lain seperti tetangga, kerabat, dan lain-lain.

Keempat, tidak mengganggu orang tua. Menjauhi orang tua, hidup mandiri, dan tak pernah mengeluh pada mereka merupakan perilaku terbaik untuk berbakti. Terlebih lagi, orang tua yang jahat terhadap anaknya sangat sebal ketika terus-terusan melihat wajah anaknya yang dibenci.

Kelima, memberi hadiah. Sejahat apapun seseorang ketika terus-menerus diberi hadiah lambat laun bakal luluh juga hatinya in syaa Allah. Apalagi orang tua yang sejatinya secara fitrah punya rasa sayang pada anak. Kendati setelah diberi hadiah tetap saja jahat, itu bukan berarti jadi alasan untuk berhenti memberi berbakti terhadap mereka.

Demikian, semoga Allah berkenan untuk memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya

Wallahu a'lam bishshawaab

Wassalaamu 'alaikum wrwb.



-- Agung Cahyadi, MA