assalamualaikum
min apakah bekas madzi najis? Saya sudah cuci celana saya dan kering ketika saya cek masih tersisa bekas madzi apakah najis?
Waa'alaikumussalaam wrwb.
Para ulama bersepakat bahwa madzi itu najis, tetapi mereka berbeda pendapat dalam cara membersihkannya.
Madzhab Hambali berpendapat yang pertama (diperciki). Berdasarkan hadits Sahl bin Hanif, ia berkata:
كنت ألقى من المذي شدة, وكنت أكثر منه الاغتسال, فسألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ذلك؟ فقال: إنما يكفيك بأن تأخذ كفًّا من ماء فتنضح بها من ثوبك حيث ترى أنه أصابه
“Aku seringkali keluar madzi, sehingga sering sekali mandi karenanya. Lalu kuceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallaahu‘alaihi wasallam. Maka beliau berkata : “Kamu cukup mengambil air setelapak tangan, lalu kamu basahi pakaianmu yang terkena madzi itu sampai terlihat basah” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Asy Syaikh Al Albani)
Sedangkan jumhur fuqaha berpendapat bahwa an nadhah, maksudnya adalah dicuci. Imam An Nawawi rahimahullahu ta’ala berkata dalam kitab Al Majmu’ :
أجمعت الأمة على نجاسة المذي والودي، ثم مذهبنا ومذهب الجمهور أنه يجب غسل المذي, ولا يكفي نضحه بغير غسل, وقال أحمد بن حنبل – رحمه الله -: أرجو أن يجزيه النضح، واحتج له برواية في صحيح مسلم في حديث علي: توضأ وانضح فرجك, ودليلنا رواية: اغسل, وهي أكثر, والقياس على سائر النجاسات, وأما رواية النضح: فمحمولة على الغسل. اهــ
“Ulama bersepakat bahwa madzi dan wadi adalah najis. Namun madzhab kami (Madzhab Syafi’i) dan madzhab jumhur berpendapat wajib mencucinya, tidak cukup diperciki saja. Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata: ‘Nampaknya yang benar cukup diperciki saja’. Beliau berdalil dengan hadits riwayat Muslim dari Ali:
توضأ وانضح فرجك
‘Berwudhulah dan basahi (perciki) kemaluanmu‘
Sedangkan dalil kami adalah riwayat:
توضأ وانضح فرجك
‘Berwudhulah dan cucilah kemaluanmu‘
dan riwayat inilah yang lebih banyak. Selain itu juga pendapat kami berdasarkan qiyas terhadap najis-najis yang lain. Sedangkan riwayat yang menggunakan kata an nadhah, itu mengandung kemungkinan makna mencuci”
Badrudin Al’Aini berkata dalam syarah Shahih Bukhari:
النضح هو صب الماء؛ لأن العرب تسمي ذلك نضحًا, وقد يذكر ويراد به الغسل, وكذلك الرش يذكر ويراد به الغسل
“An Nadhah itu artinya memerciki air, karena orang arab menyebut perbuatan itu dengan nadhah. Namun terkadang an nadhah juga maksudnya mencuci, demikian juga ar rasy (memerciki) terkadang maknanya mencuci”
Menurut kami, yang lebih hati-hati adalah dengan mencuci bagian pakaian yang terkena madzi.
Berdasarkan hal tersebut, maka kalau celana anda yang terkena madzi sudah anda cuci, maka bekas madzi yang nampak setelah celana anda kering, in syaa Allah tidak berdampak hukum, dalam arti celana anda telah dihukumi suci
Demikian, semoga Allag berkenan untuk memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya
Wallahu a'lam bishshawaab
Wassalaamu 'alaikum wrwb.