Bingung

Pernikahan & Keluarga, 22 Maret 2024

Pertanyaan:

Bagaimana cara hadapi ibu yang selalu menyalahkan anak, selalu membandingkan anak dengan adik, padahal adik yang di bandingkan adalah penyebab masalah, selalu mengungkit masa lalu, bahkan kejadian yang dimana anak tersebut di permalukan di khalayak umum oleh ibu sendiri, sang ibu merasa dirinya lah yang di permalukan.

Tolong bantu jawab?



-- Warsa (Batam)

Jawaban:

Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.

Menghadapi seorang ibu yang suka membandingkan dengan adik sendiri adalah sabar dan santai. Tidak dimasukkan ke dalam hati. Karena seseorang tidak akan menjadi mulia atau terhina karena pujian dan hinaan, jika keduanya tidak sesuai dengan kenyataan.

Kenapa sikap sabar dan santai yang harus menjadi pilihan?. Sikap sabar perlu diambil karena yang anda hadapi adalah ibu anda sendiri, dimana anda harus tetap hormat dan santun walaupun anda dibuat mangkel dan marah. Rasa hormat harus tetap didahulukan daripada sikap marah dan murka. Allah berfirman:

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Lukman: 15). Dan Rasulullah saw bersabda:


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Artinya: "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Al Bukhari dan Muslim).

jika anda merasa sakit dengan apa yang dilakukan ibu, maka pengorbanan, kasih sayang ibu selama mendidik dan mengasuh anda tidak ada artinya dibandingkan apa yang anda rasakan. Dan kenapa harus nersikap santai? Karena untuk mengubah sikap orangtua yang suka membandingkan itu tidak mudah. Dari pada anda berharap ibu yang berubah, lebih baik andalah yang berusaha untuk berubah dengan memandang bahwa apa yang dilakukan ibu adalah sesuatu yang wajar sebagai orangtua. Yang menginginkan anak-anaknya menjadi yang terbaik, walaupun terkadang caranya membuat sakit hati.

Demikian yang bisa disampaikan . semoga bermanfaat,wallahu a’lam bishowab. (as).



-- Amin Syukroni, Lc