Assalamu'alaikum wrwb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah berkenan memberikan banyak nikmat kepada kita semua, khusunya nikmat iman.
Seyogyanya kita senantiasa senantiasa berupaya optimal untuk lebih meningkatkan kwalitas pemahaman kita terhadap ajaran agama kita (bukan hanya dengan membaca saja tetapi juga dengan banyak mendatangi majlis-majlis ilmu yang mengkaji Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, agar kita lebih bisa untuk meningkatkan kwalitas ibadah kita kepada Allah sebagai ungkapan sara syukur kita kepada Allah atas banyak nikmatnya yang telah Allah karuniakan kepada kita semua).
Sesungguhnya setelah Allah memuliakan kita dan memberi kita banyak potensi yang tidak Allah berikan kepada selain manusia ( QS.17:70 / 16:78 ), kemudian Allah memberikan kebebasan kepada kita - dengan potensi tersebut - untuk memilih jalan hidayah atau jalan kesesatan ( QS.18:29 ) dan pilihan tersebut tentu ada konsekwensinya, yang memilih jalan hidayah akan mendapatkan kebaikan, dan yang memilih jalan kesesatan maka resikonya akan ditanggungnya sendiri ( QS. 17:15 ).
Dan ayat yang anda tanyakan ( QS. 7 : 186 ) tersebut adalah ayat yang menjelaskan perihal orang yang memilih jalan kesesatan (bukan paksaan Allah), bahwa orang yang memilih jalan kesesatan (selain Islam , maka sesungguhnya tidak ada petunjuk (selain petunjuk Allah/Islam / QS. 3:85 ) yang akan bisa memberikan petunjuk.
Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum wrwb.