Wa'alaikumussalam wr wb. Jawaban kami atas pertanyaan Bapak/Ibu adalah sebagai berikut :

1. Aqiqoh adalah termasuk dalam kategori ibadah materi, yang asalnya merupakan tanggung jawab orang tua, tetapi boleh diwakili/ditanggung oleh orang lain, yang karenanya seorang kakeh bolek meng-aqiqohi cucunya.

2. Untuk pelaksanaan aqiqoh, sesuai dengan hadits Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam - disunnahkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran anak. Dan pada realitasnya, dalam memahami sunnah tersebut terdapat tiga pendapat:

a. Aqiqoh harus dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran anak, sesuai dengan teks/nash hadits Rasulullah - shallallahu 'alaihi wasallam -, dan tidak boleh/sah untuk dilaksanakan pada hari sebelumnya atau setelahnya.

b. Bagi yang mampu, disunnahkan untuk melaksanakan aqiqoh pada hari ketujuh, tetapi bagi yang belum mampu untuk melaksanakan pada hari tersebut, boleh melaksanakan pada hari ke-14 atau hari ke-21, karena ada riwayat hadits (diperselisihkan tentang keshahihannya) yang menjelaskan hal tersebut.

c. Afdholnya aqiqoh dilaksanakan pada hari ketujuh, tetapi bagi yang belum mendapatkan keleluasaan untuk melaksanakan pada hari tersebut, diperbolehkan untuk melaksanakannya di waktu longgarnya.

Berdasarkan pendapat poin (a), maka barangkali, ketika anak-anak dari kakek tersebut lahir, beliau sedang tidak mempunyai dana untuk aqiqoh, dan ketika beliau mempunyai dana di saat anak-anak sudah dewasa (yang menurut pendapat (a) tidak lagi wajib diaqiqohi), cucu beliau lahir, maka beliaupun meng-aqiqohi cucunya pada hari ketujuh dari kelahirannya. Ini dengan asumsi kakek tersebut mengikuti pendapat poin (a). Tetapi kalau kakek tersebut mengikuti pendapat poin (c), semestinya beliau meng-aqiqohi anak-anaknya terlebih dahulu sebelum cucunya.

3. Ibu atau bapak atau keluarga dari anak yang di-aqiqohi diperbolehkan untuk makan daging kambing aqiqoh.

Wallahu a'lam bishowwab. Wassalamu 'alaikum wr wb.