Assalamualaikum,
Ustad, suami saya telah berselingkuh selama 2 tahun, dan saya baru mengetahuinya akhir2 ini. Dan posisi suami saya saat ini pergi dari rumah dengan selingkuhannya.
Saya benar2 sakit hati, ustad. Lalu saya sms suami saya, mengatakan jika suami saya telah berbuat zolim pada saya, saya bilang suami saya pengecut, tidak bertanggungjawab, dan perkataan buruk lainnya. Kemudian suami saya membalas sms saya dengan jawaban, "percuma berjilbab jika perkataannya buruk,"
Kemudian, kepada selingkuhan suami saya, saya kirim sms kepadanya, saya sebut dia sebagai pelacur perebut suami orang, tukang zina dan perkataan buruk lainnya.
Bahkan saya berdoa kepada Allah, agar suami saya dan perempuan (saya bahkan menyebut nama perempuan itu dalam doa saya) itu diberikan balasan atas perbuatannya karena telah mengkhianati dan menyakiti hati saya dan anak saya.
Saya pernah berdoa kepada Allah:
"Ya Allah, saya sangat sakit dengan perlakuan pelacur itu -YENI YUNIAWATY- balaskan sakit hati saya, ya Allah.
Panjangkanlah umur YENI YUNIAWATY, sengsarakan hidupnya di dunia dan akherat, miskinkanlah hidup di dunia dan akherat, hinakanlah hidupnya di dunia dan akherat, dan matikanlah dia dalam keadaan hina."
Saya berdoa seperti itu, ustad.
Saya tahu doa saya sangat buruk. Saya melakukannya karena saya sangat sakit hati dengan perempuan itu, padahal dia juga statusnya masih suami orang. Saya merasa terzolimi oleh suami saya dan perempuan itu.
Apalagi sampai sekarang suami saya belum kembali dan masih bersama perempuan itu, bahkan tidak diketahui keberadaannya di mana. Hilang kontak sama sekali.
ustad,
1. Apa perkataan suami saya tentang "percuma berjilbab jika perkataannya buruk" berarti akhlak saya buruk?
2. Apakah saya diperbolehkan berdoa buruk karena saya merasa terzolimi seperti itu kepada Allah?
3. Apakah doa saya bisa dikabulkan Allah? Saya pernah membaca, doa orang yang terzolimi pasti dikabulkan Allah.
4. Sampai saat ini saya masih sering merasa sakit hati. Saya bukannya tidak menerima takdir Allah dan tidak ikhlas, tapi ini benar-benar sulit buat saya ustad. Apalagi pernikahan kami sudah berjalan 15 tahun, dan selama ini menurut saya baik2 saja dan tidak ada persoalan yang berarti. Saya harus bersikap bagaimana ustad? Saya sudah mencoba mendekatkan diri terus-menerus kepada Allah, zikir, mengaji, tapi masih saja mengingat dan merasa sakit, bahkan masih sering menangis.
Mohon pencerahannya, ustad.
terima kasih.
Wassalamualaikum
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Sungguh apa yang menimpa Anda sangatlah berat, semoga Allah memberikan kesabaran dan limpahan rahmatNya dan semoga Anda dan anak Anda dalam lindungan Allah swt. kami akan jawab satu persatu:
عَنْ أَبÙÙŠ سَعÙÙŠÙ’Ø¯Ù Ø§Ù„Ø®ÙØ¯Ù’رÙÙŠÙÙ‘ رَضÙÙŠÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø¹ÙŽÙ†Ù’Ù‡ÙØŒ قَالَ: Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹Ù’ت٠رَسÙولَ الله٠ﷺ ÙŠÙŽÙ‚ÙوْلÙ: «Ù…َنْ رَأَى Ù…ÙنْكÙمْ Ù…Ùنْكَراً ÙÙŽÙ„Ù’ÙŠÙØºÙŽÙŠÙّرْه٠بÙيَدÙÙ‡ÙØŒ ÙÙŽØ¥Ùنْ لَمْ ÙŠÙŽØ³ØªÙŽØ·ÙØ¹Ù’ ÙَبÙÙ„ÙØ³ÙŽØ§Ù†ÙÙ‡ÙØŒ ÙÙŽØ¥Ùنْ لَمْ ÙŠÙŽØ³ØªÙŽØ·ÙØ¹Ù’ ÙَبÙقَلْبÙه٠وَذَلÙÙƒÙŽ أَضْعَÙ٠الإÙيْمَانٻ Ø±ÙŽÙˆÙŽØ§Ù‡Ù Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŒ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
قَالَ أَبÙÙˆ Ø¯ÙŽØ§ÙˆÙØ¯ÙŽ: ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا Ø¹ÙØ¨ÙŽÙŠÙ’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¨Ù’Ù†Ù Ù…ÙØ¹ÙŽØ§Ø°ÙØŒ ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا أَبÙÙŠØŒ ØÙŽØ¯Ù‘َثَنَا سÙÙÙ’ÙŠÙŽØ§Ù†ÙØŒ عَنْ ØÙŽØ¨ÙÙŠØ¨ÙØŒ عَنْ Ø¹ÙŽØ·ÙŽØ§Ø¡ÙØŒ عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ Ù‚ÙŽØ§Ù„ÙŽØªÙ’: Ø³ÙØ±Ù‚ لَهَا شَيْءٌ، Ùَجَعَلَتْ تَدْعÙÙˆ Ø¹ÙŽÙ„ÙŽÙŠÙ’Ù‡ÙØŒ Ùَقَالَ النَّبÙيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ "لَا ØªÙØ³ÙŽØ¨Ù‘خي عنه"
Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Mu'az, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Habib, dari Ata, dari Siti Aisyah yang menceritakan bahwa pernah ada yang mencuri barang miliknya, lalu ia mendoakan kecelakaan terhadap pelakunya. Maka Nabi Saw. bersabda: Janganlah kamu mendoakan kecelakaan terhadapnya.
Tapi jika doa keburukan itu dilakukan oleh orang yang terdholimi untuk orang yang telah mendholiminya maka hal itu diperbolehkan. Allah berfirman:
لَا ÙŠÙØÙØ¨Ù‘٠اللَّه٠الْجَهْرَ Ø¨ÙØ§Ù„سّÙوء٠مÙÙ†ÙŽ الْقَوْل٠إÙلَّا مَنْ ظÙÙ„ÙÙ…ÙŽ وَكَانَ اللَّه٠سَمÙيعًا عَلÙيمًا
Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.annisa 148)
Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah tidak menyukai bila seseorang mendoakan kecelakaan terhadap orang lain, kecuali jika ia dianiaya olehnya. Maka saat itu Allah memberikan rukhsah kepadanya untuk mendoakan kecelakaan terhadap orang yang berbuat aniaya terhadapnya. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya:
{Ø¥Ùلا مَنْ ظÙÙ„ÙÙ…ÙŽ}
kecuali oleh orang yang dianiaya. (An-Nisa: 148)
وَقَالَ رَبّÙÙƒÙم٠ادْعÙونÙÙŠ Ø£ÙŽØ³Ù’ØªÙŽØ¬ÙØ¨Ù’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ø¥Ùنَّ الَّذÙينَ ÙŠÙŽØ³Ù’ØªÙŽÙƒÙ’Ø¨ÙØ±Ùونَ عَنْ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽØªÙÙŠ سَيَدْخÙÙ„Ùونَ جَهَنَّمَ Ø¯ÙŽØ§Ø®ÙØ±Ùين
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)
Rasulullah saw bersabda:
“Takutlah kepada doa kaum yang teraniaya, lantaran tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. (HR Bukhari)
Bentuk pengabulan doa itu ada tiga:
ما Ù…Ùنْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„Ùم٠يَدْعÙÙˆ Ø¨ÙØ¯ÙŽØ¹Ù’وَة٠لَيْسَ ÙÙيهَا Ø¥ÙØ«Ù’Ù…ÙŒ وَلاَ Ù‚ÙŽØ·Ùيعَة٠رَØÙم٠إÙلاَّ أَعْطَاه٠اللَّه٠بÙهَا Ø¥ÙØÙ’Ø¯ÙŽÙ‰ ثَلاَث٠إÙمَّا أَنْ ØªÙØ¹ÙŽØ¬Ù‘ÙŽÙ„ÙŽ لَه٠دَعْوَتÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ¥Ùمَّا أَنْ ÙŠÙŽØ¯Ù‘ÙŽØ®ÙØ±ÙŽÙ‡ÙŽØ§ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙ‰ Ø§Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ¥Ùمَّا أَنْ٠يَصْرÙÙÙŽ عَنْه٠مÙÙ†ÙŽ السّÙÙˆØ¡Ù Ù…ÙØ«Ù’لَهَا. قَالÙوا Ø¥ÙØ°Ø§Ù‹ Ù†ÙÙƒÙ’Ø«ÙØ±Ù. قَالَ :اللَّه٠أَكْثَرÙ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad )
Jika Anda telah melakukan evaluasi diri ,langkah yang bisa diambil selanjutnya adalah menerima semua yang terjadi sebagai takdir Allah yang harus diterima dengan ridla. Ketentuan Allah pasti yang terbaik buat hambaNya. Dan semua ini terjadi atas kehendaknya. Dan Allah juga maha mampu mengembalikan kondisi yang buruk ini menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Setelah itu pasrahkan segalanya kepada Allah dan fokuslah kemasa depan yang masih terbuka lebar untuk melakukan yang lebih baik. Wallahu a’lam bishowab. (as)