Apakah Ibu Rumah Tangga Juga Berzakat ?

Zakat, 25 Oktober 2009

Pertanyaan:

Assalamu 'alaikum Wr Wb.
Saya seorang ibu rumah tangga, setiap bulan diberi uang oleh suami sesuai dengan kebutuhan rumah tangga (bukan seluruh gaji suami).
Setiap bulan suami selalu menyisihkan 2.5 % dari total pendapatannyanya.
Pertanyaannya, apakah saya berkewajiban berzakat dari uang bulanan yg diberi oleh suami?
Terimakasih. Wassalamu'alaikum wr wb.

-- Ina Bitono (Bekasi)

Jawaban:

Wa'alaikumussalam wr wb.

Ibu Ina yang dirahmati Allah, zakat sebagai salah satu rukun Islam memiliki aturan dan ketentuan khusus yang berbeda dengan aturan infaq dan shadaqoh yang sangat sederhana. Seorang muslim sudah diperintahkan untuk ber-infaq atau ber-shadaqoh, apabila ia memiliki kelebihan (meskipun sedikit) dari kebutuhan pokoknya ( QS. 2:219 / 3:134 ). Tetapi ia baru akan terkena wajib " zakat " apabila  kelebihan dari kebutuhan pokoknya tersebut telah mencapai nishab (jumlah minimal yang dengannya akan terkena wajib zakat)

Untuk zakat penghasilan atau zakat profesi, sebagian ulama menetapkan nishabnya sama dengan nishabnya hasil pertanian, yaitu senilai 5 wasaq atau senilai 653 kg beras. Artinya apabila penghasilan netto (setelah dikurangi kebutuhan pokok) seorang muslim perbulan mencapai nilai tersebut ( atau sekitar 4 juta / apabila diasusmsikan harga beras sekitar 6 ribu), maka ia baru wajib untuk berzakat sebesar 2,5% X nominal dari penghasilan nettonya tersebut

Berkaitan dengan suami ibu Ina, apabila penghasilan nettonya perbulan memang telah mencapai nishab (senilai 653 kg beras), maka 2,5% yang telah beliau keluarkan perbulan dari total pendapat, akan bernilai zakat + infaq, karena wajib zakatnya hanya 2,5% X pendapatan nettonya saja, dan selebihnya akan bernilai infaq. Tetapi apabila penghasilan netto dari suami ibu Ina tidak mencapai nishab, maka 2,5% yang setiap bulan beliau keluarkan akan bernilai infaq yang tentunya juga bernilai ibadah.

Adapun uang bulanan untuk kebutuhan rumah tangga (kebutuhan pokok) yang ibu ina terima setiap bulan dari suami tentunya tidak terkena wajib zakat, tetapi kalau dari uang tersebut masih ada sisa, maka ibu bisa saja sisihkan untuk di-infaqkan atau di-shadaqohkan.

Demikian, semoga Allah senantiasa berkenan membimbing kita semua ke jalan yang diridhoi-Nya.

Wallahu a'lam bishshawab.

Wassalamu 'alaikum wr wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



-- Agung Cahyadi, MA